Selasa, 10 Februari 2015

Kawah Ijen, Arti dari Sebuah Kebersamaan dan Kebahagiaan

Salah satu destinasi yang pengen banget saya datangi adalah kawah ijen, ya kawah ijen sebuah wisata hiking, Wisata Kawah Ijen secara geografi terletak antara 8°2’30’’ – 8°5’30” -114°12’30’ – 114°16’30’’ BT. Di bagian utara berbatasan dengan hutan lindung Gunung Remuk dan sebelah Barat berbatasan dengan jalan lintas Banyuwangi – Bondowoso, bagian selatan berbatasan dengan Sungai Banyu Linu dan batas sebelah timur adalah lereng Gunung Merapi. Dan mempunya ketinggian 2.386 meter di atas permukaan laut.
Awalnya saya melihat sebuah acara di telivisi tentang kawah ijen, tentang penambang belerang yang harus memanggul berkilo-kilo beban pikulan dan naik turun gunung secara manual, tentang alamnya yg mempesona, tentang kepulan asap belerang di padukan dengan indahnya kawah, dan hati berkata saya harus kesana.
Kamis 22 januari adalah waktu yang sudah di rencanakan, pasang surut nya keinginan untuk ke ijen cukup menguras energi beberapa hari belakangan, terutama januari yang identik dengan musim hujan intensitas tinggi dan tujuan saya adalah gunung. Jam 09.30 wib  pesawat yang saya naiki landing mulus di juanda international airport,samapi di gedung bandara karena tanpa bagasi saya langsung mengarah ke pintu keluar untuk menaiki Damri ke terminal bungurasih surabaya, ya MP kami adalah di terminal bungurasih, jika perjalanan lancar harusnya cukup 30menit dari bandara tapi karena macet akhirnya molor dan janjinya sih jam 10.00 wib udah kumpul semua. Tapi apalah daya waktu yang berkuasa dan saya harus terlambat. Di terminal sudah berkumpul Eva, Topik, Tari, Indra, dan Rizka, berasa berdosa karena terlambat ternyata ada 1 lagi yang belum datang yaitu Tinae, sang preman dari Timur.
samapai di terminal bungurasih, Surabaya
Belum adanya kepastian Tinae sampai jam berapa ke terminal, kita memutuskan untuk makan di dalam terminal lumayan mahal seporsi rawon 15.000, tapi dari pada kelaparan ya kan hehe, keadaan terminal ya seperti kebanyakan terminal di Indonesia di penuhi dengan calo-calo yang menawarkan jasa, di jawab saja kita sudah ada yg jemput padahal bohong hihi.
Jam 12.30 Wib, akhirnya Tinae muncul juga, ga muncul begitu aja sih susah juga nemuin makhluk ini, harus telponan berkali-kali menentukan posisi agar bisa di temukan, padahal mau nya saya dia nyalain bom asap warna merah sebagai pertanda biar mudah di temukan haha, mungkin karena kita sama-sama tidak tahu sejarah terminal bungurasih jadinya untuk menemukan Tinae harus melalui proses yang panjang dan berliku, untung ga sampe laporan ke ketua RT segala.
Setelah semua Tim lengkap ( Eva, Topik, Tari, Indra, Rizka, Tinae dan Saya) kita langsung menuju ke terminal antar kota, naik bus patas jurusan jember dan turun di probolinggo, waktu yang di butuhkan 2-3jam dr surabaya ke probolinggo dengan tarif 30.000, bus cukup nyaman dengan seat 2-2, sepanjang perjalanan saya dan eva ngobrol, topik dan rizka bobo biasa, tari dan indra bobo imut sementara tinae bergerilya cari mangsa lalu dia tidur mangap haha. Jam 15.00 kami sampai di terminal probolinggo, dan lanjut makan karena tinae kelaparan gara-gara nasi goreng buat makan siangnya di rampok sama eva, setalah selesai makan saya melanjutkan perjalanan ke paiton dengan naik bus jurusan Bondowoso, dengan tarif 8.000, kenapa harus ke paiton? Karena di paiton ada temen yang baik hati siap menampung gembel seperti saya ini, belum pernah ketemu cuma kenal di IG dan lanjut di WA, dan perjalanan probolinggo-paiton di tempuh 1jam.
Sampai di paiton  kita langsung istirahat, mandi, packing2 barang dan hitung-hitungan biyaya untuk share cost,
samapai paiton langsung foto-foto
Malam nya kita langsung berangkat menuju bondowoso dan ijen, di perjalanan kita mampir ke rumah makan untuk mengganjal perut yg sudah keroncongan dan setelah itu ke minimarket untuk membeli makanan ringan bekal ke ijen, dalam rombongan belum ada yang pernah ke ijen lewat bondowoso ada sih si topik yang pernah cuma dia ikut tour travel jadi tinggal bobo cantik di perjalanan dan bangun saat dah nyampe gerbang ijen, dan itupun lewat banyuwangi, sebenernya ada perasaan ga enak malam ini ga tau sih kerasa aneh aja, agak sedikit was-was aja mungkin gara-gara malam jumat juga kali yah hehe.
Perasan saya tambah ga enak ketika kita salah jalan, ya tiba-tiba kita masuk jalan yg sempit kanan kiri hutan dan aneh nya ada universitas di situ, daaaan mentoknya kita masuk perumahan, agak panik sebenernya tapi berusaha woles, dan tanya-tanya akhirnya bisa sampe juga ke jalan utama, perasaan sedikit lega ketika saya melihat ada plang penunjuk jalan ke kawah ijen.
Jalan mulai sempit kanan kiri di apit hutan  yang lumayan lebat, semakin jauh semakin sunyi dan serem, perasaan ga enak kembali muncul, ga tau kenapa ada perasaan curiga kalo kita nyasar, karena sepanjang jalan sepi tidak bertemu dengan mobil dari lawan arah ataupun searah, saya semakin panik ketika jalan yang di lewati mulai menurun seolah kita hanya mengelilingi bukit atau gunung, suasana semakin mencekam.
Perasaan sangat lega muncul ketika kita melihat sebuah pos dan langsung turun untuk bertanya sekalian buang air yg sudah di tahan-tahan, ternyata itu adalah pos jaga perkebunan kopi dan memang benar jalur yg kita lewati adalah jalur ke ijen, sebnernya ada satu hal lagi yang mengganjal saat itu, saat mobil kita berhenti selang beberapa detik di belakang kita ada mobil juga yang berhenti, saya kaget karena sepanjanh jalan tidak ada lampu mobil lain yg mengikuti, gak mungkin kan mobil di belakang gak pake lampu, sedangkan saya sering liat ke belakang dan kondisi nya gelap gulita.
Untuk sampai di gerbang kawah ijen kita melewati 3 pos jaga, setiap pos kita berhenti untuk mengisi daftar tamu dan memberi uang seikhlasnya dipos jaga, dan jam 01.30 kita sampai di pintu masuk kawah ijen,dan teman-teman langsung prepare pake jaket, celana panjang dan packing apa aja bekal yang harus di bawa, 
Setelah packing kita membayar tiket masuk Rp.3.000 dan langsung treking sebelum nya kita tidak lupa untuk berdoa.
Pendakian di mulai.... Setelah jalan beberapa meter kiki sepertinya sudah terlihat kepayahan, dan tugas saya mengingatkan kiki agar berhenti jika merasa capek, karena saya tidak mau terjadi sesuatu karena dia memaksakan diri, selanjutnya adalah bagaiaman caranya memberi semangat pada kiki agar bisa terus berjalan, dan salut sama teman-teman semua karena kompak saling menguatkan, sehingga kiki tidak merasa sendiri, dan yang sempat membuat saya parno adalah ketika kiki bilang kalo dia punya asma, oh may goooooosstt gw sempet dagdigdug sama perasaan gw kaya mau nembak cewek haha. Ya secara apa yang terjadi kalo asma dia kumat? Oksigen ga bawa dong, gw mau kasih napas bantuan tapi kan gw abis makan bawang, yang ada dia jadi pingsan malah repot,
Dan Alhamdulillah nya jam 04.30 kita semua sampe puncak setelah melewati jalan berkelok2 dan berliku, naik tanpa henti ( ya namana nya naik gunung ), walau kiki seperti kepayahan muka pucat tapi saya melihat raut bahagia terpancar dari wajahnya sama seperti bulan yang bercahaya dengan indah, tapi efeknya tangan gw keram gara2 nuntun kiki dari bawah haha.
foto - foto dipuncak
 Sampai di puncak kita semua istirahat, tapi saya penasaran pengen liat blufire dan memutuskan untuk turun ke kawah, kemudian formasinya adalah, saya, indra, tinae, eva, rizka turun ke kawah sementara tari, topik, dan kiki lebih memilih tidur, 
Dari kejauhan si bluefire terlihat sangat menawan dan saya semangat untuk mendekat, semakin turun perasaan semakin jauh ga sampe-sampe, beberapa kali berpapasan dengan penambang blerang yang super duper keceh, bawa blerang berkilo-kilo dari kawah sampai turun gunung.
Akhirnya dengan segala perjuangan kita semua sampai di kawah dan saya bisa melihat si blufire yang melegenda itu, sempat beberpa kali take photo tapi tidak berhasil karena hanya menggunakan kamera hp, alhasil cukup di lihat dan di rekam dalam memori otak, dan semoga otak saya tidak full memori.
aku dan asap belerang di kawah ijen
Tragedi terjadi ketika angin berbalik arah membawa kepulan asap blerang ke arah kita, saya langsung ngacir lari dan yang lain juga, sempat bingung mencari jalan untuk naik, mungkin karena panik akhirnya jalan yg benar dan lurus di temukan tapi sepertinya tidak lurus melainkan nanjak curam dan berkelok-kelok, eva dan rizka sudah merasa kepayahan, perpaduan antara asap blerang dan tanjakan curam cukup membuat kepala pusing dan lemas, dan dengan segala tenaga yang ada tanpa pertolongan bulan, saya berusaha menuntun eva supaya cepat naik, tapi eva merasa sudah tak sanggup, panik mulai menyerang melihat muka eva yang pucat dan tak bercahaya sempat meredupkan semangat saya, tapi apapun yang terjadi kita harus sampai atas gak mau mati konyol di bawah, dan akhirnya dengan sisa - sisa tenaga, dengan kepala yang pusing dan berat, kita semua berhasil naik, indra membantu rizka dan tinae yang gagah perkasa merasa baik-baik saja.
Sampai di atas atur napas dan strategi ( dikira mau perang ), kemudian melakukan tradisi yang tak bisa di langgar yaitu foto - foto.
jalan yang terjal dan licin dan sisa tenaga saat akan naik dari kawah
Topik, tari dan kiki bergabung kemudia terbentuklah formasi lengkap dan eva, rizka sepertinya sudah lupa kalau beberapa menit yang lalu mreka hampir semaput gara - gara belerang.
Setelah puas foto - foto kami pun bergegas turun, perjalanan turun tidak terlalu berat, walau licin karena kerikil, waktu yang di tempuh kurang lebih 2 jam untuk sampai bawah, dan langsung ke warung untuk mengisi perut yang keroncongan, setelah makan kita lanjut pulang ke paiton karena akan melanjutkan perjalanan ke madura
perjalanan turun 
 Dalam perjalanan kali ini saya merasa bahagia, bahagia karena akhirnya bisa sampai di ijen dan bahagia karena bisa mewujudkan impian seorang teman, impian dia berdiri di atas ijen dan mampu membungkam mulut orang-orang yang meremehkan nya, aku hanya tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah seorang teman yang baru saya kenal, semoga pertemanan kita tetap terjaga sampai kapan pun, dan berjumpa kembali dalam trip-trip selanjutnya.

11 komentar:

  1. Boleh boleh... Ini cerita tega yang menelantarkan aku sendiri di bawah. Padahal aku udah mau pingsan T_T tapi aku berhasil berhasil berhasil horeeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Acting kamu tidak meyakin kan tinae, sebenernya aku khawatir juga tapi eva lbh membutuhkan pertolongan haha

      Hapus
    2. Itu bukan acting itu sungguh... Hisk

      Hapus
    3. Mukamu tin ga bsa di bedakan mana sungguhan mana acting haha

      Hapus
  2. Iri baca cerita dan lihat foto-fotonya. Sedangkan aku di sini berkutat dengan blusukan, padahal titisan Bu Risma juga bukan. Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi kapan kita trip bareng mba indah? Moso pahmi terus yg di ajakin haha

      Hapus
    2. Bang Enzat yg kudunya ngajak aku. Haha...

      Hapus
    3. Ogah ah kalo cma di traktir sinjay 1 porsi haha

      Hapus
  3. eh pak enzat bagus itu nyatut namaku, sini saya minta royalti *muka serius* hahahhaaa
    kamsia kamsia kamsiaaa enzat dan teman2 yg lain tinae, tari, tofik, indra, tari dan rizka... you'r awesome...
    ah lanjutin nulis blog aahhh...

    BalasHapus